Kurikulum dan Lembaga Pendidikan Islam Masa Klasik
Seperti peradaban lainnya, peradaban Islam lahir dalam sebuah kesederhanaan lalu kemudian berkembang secara berangsur menjadi lebih kompleks. Ia bermula dalam satu konteks ruang yang sempit, katakanlah Makkah dan Madinah, lalu mencakup Jazirah Arabia, namun kemudian meluas secara berangsur menjadi peradaban yang menguasai teritori yang sangat luas.
Kegiatan pendidikan Islam pun berkembang mengikuti pola yang tak jauh berbeda dengan peradaban Islam secara umum. Pendidikan dalam Islam mulai dengan sesuatu yang sederhana, lalu menjadi lebih kompleks dan kemudian mencapai tingkat yang sangat tinggi.
Pendahuluan
Sejarah pendidikan Islam didasarkan pada Alquran dan tradisinya yang paling awal muncul secara langsung dari praktik (sunnah) Rasul Muhammad SAW. Upayanya menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah swt. kepada umatnya adalah bentuk pertama pendidikan dalam Islam.
Sejarah mencatat bahwa pada masa awal perjuangan Rasulullah SAW. sangatlah berat, penuh dengan penentangan dari masyarakat Makkah yang khawatir terhadap ajaran baru yang dibawanya. Penentangan yang luar biasa tersebut menjadi latar belakang keputusan Rasulullah untuk pindah (hijrah) dari Makkah menuju Madinah (Zuhairini et al., 2018).
Pendidikan Islam merupakan media penting dalam penyebaran Islam. Pernyataan tersebut secara historis terlihat dalam gerakan penyebaran dan ekspansi agama Islam ke berbagai belahan dunia. Sebagai media penyebaran Islam, pendidikan Islam setidaknya mempunyai dua perspektif.
Pertama, pendidikan Islam adalah pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami, yaitu pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya.
Kedua, pendidikan Islam adalah pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama Islam, yaitu upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life dan sikap hidup seseorang.
Dalam pengertian ini, dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang berdasarkan sumber- sumber dasar Islam.
Pembahasan
Pada awal masa Islam, dibutuhkan penanaman keyakinan dan keimanan kepada Allah. Untuk maksud ini, Rasulullah mendidik, membimbing ummatnya dengan doktrinisasi dan penanaman aqidah yang benar terutama sekali dalam keesaan Allah, mengingat Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Quraisy yang politheis, yang menyembah berbagai macam berhala.
Ajaran tauhid inilah yang dibutuhkan oleh Rasulullah untuk memantapkan keyakinan ummat Islam sebagai sebuah komunitas baru yang lahir di tengah-tengah keyakinan yang kental dan kuat saat itu (Zuhairini et al., 2018).
Rasul juga mendorong kaum muslim untuk mampu membaca dan menulis. Perintah dan upaya beliau dapat dipahami sebagai suatu persiapan ummat Islam untuk menjadi ummat yang maju dan diperhitungkan dalam persaingan global masa itu.
Gerakan penghapusan buta huruf ini dicanangkan oleh Rasulullah, mengingat sebagian besar ummat Islam saat itu berasal dari kalangan bawah, yang tidak mempunyai akses sosial, ekonomi dan pendidikan.
Hanya beberapa orang sahabat yang mempunyai kemampuan baca tulis karena mereka berasal dari kalangan atas serta mapan dalam status sosial dan kemampuan ekonomi. Ketika Rasulullah SAW di Madinah, maka beliau mengorientasikan pendidikan Islam dengan materi pembelajaran yang menekankan aspek sosial, ekonomi, budaya dan pertahanan keamanan.
Aspek-aspek pembelajaran tersebut dipandang sebagai suatu yang urgen mengingat pada periode di Madinah, ummat Islam sedang berkembang menjadi sebuah masyarakat sipil yang berperadaban. Titik tekan pendidikan Islam pada saat itu adalah:
- Persatuan antara ummat Muslim;
- Persaudaraan, yang terdiri persaudaraan sesama manusia, persaudaraan sesama warga negara dan persaudaraan sesama muslim;
- Persamaan hak dan kewajiban antara seesama komunitas Muslim dan antara sesama warga negara;
- Perlakuan hak yang sama dihadapan hukum;
- Musyawarah dan demokrasi. Aspek-aspek pendidikan Islam inilah yang menjadi landasan utama dalam pembentukan dan pengembangan masyarakat Islam yang dan maju dan beradab.
Kurikulum pendidikan
Dari gambaran di atas terlihat bahwa Rasulullah bukan hanya seorang yang cerdas tapi juga piawai dan futuristik dalam menangkap isyarat-isyarat perubahan zaman, dengan menawarkan kurikulum yang kompetitif, adaptif, dan futuristik.
Pengembangan kurikulum pendidikan Islam semakin menunjukkan urgensinya ketika ummat Islam tampil menjadi masyarakat yang kosmopolit, dan tampil sebagai pemegang kendali keadaan yang ada di dunia.
Perhatian terhadap pendidikan Islam dan kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diperlihatkan oleh kalangan ilmuwan dan ulama, tapi juga kalangan penguasa (istana), bahkan masyarakat muslim secara keseluruhan.
Ulama dan kaum intelektual menunjukkan kajian-kajian mendalam dan penemuan-penemuan serta pengajaran yang intensif terhadap ilmu pengetahuan.
Kalangan istana memperlihatkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan dengan pengadaan dan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, sementara masyarakat muslim menunjukkan antusiasme dan semangat yang tinggi terhadap penguasaan ilmu pengetahuan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pendidikan umat Islam bermula dengan kitab suci Alquran sebagai materinya. Lalu, isi pendidikan ini berkembang mencakup ilmu-ilmu yang sangat banyak dan bervariasi.
Sebagian dari ilmu pengetahuan yang menjadi isi pendidikan umat Islam berasal dari pengembangan secara internal, tetapi sangat banyak pula yang merupakan hasil adopsi dan adaptasi dari tradisi keilmuan bangsa-bangsa lain dari luar.
Terbentuknya ilmu-ilmu klasik Islam, seperti ulum Alquran, ulum al-hadis, sejarah, kalam, fikih, tasawuf adalah cerminan kreativitas intelektual umat Islam.
Di sisi lain, bangkitnya sains dan filsafat dalam sejarah peradaban Islam jelas merupakan paduan dari kreativitas itu dengan keberanian melakukan interaksi dengan khazanah pengetahuan bangsa-bangsa lain yang sudah leih dahulu maju secara intelektual
Kondisi ini melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan baik ilmu-ilmu diniyah/naqliyah, maupun ilmu kauniyah/aqliyah yang spektakuler melalui pengajaran dan kajian-kajian dalam semua bidang keilmuan sehingga ummat Islam dapat tampil sebagai komunitas dunia yang tak tertandingi oleh komunitas ataupun bangsa lain pada saat itu.
Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan aspek lain yang menjadi pembahasan Sejarah Pendidikan Islam. Sesuai dengan watak alamiahnya, kegiatan kemanusiaan yang berlangsung lama dan dipandang penting oleh masyarakat yang melakukannya, pasti akan mengalami proses pelembagaan.
Seperti politik, ekonomi, atau budaya, kegiatan pendidikan pun mengalami proses pelembagaan. Dalam konteks Sejarah Pendidikan Islam, sejumlah lembaga pendidikan terbukti tumbuh dalam rentang sejarah peradaban Islam, memberi ruang dan dukungan bagi peningkatan kualitas kegiatan pendidikan. Adapun lembaga pendidikan yang ada pada masa itu ialah:
1. Kuttab
Lembaga pendidikan kuttab sesungguhnya telah berkembang di dunia Arab sebelum datangnya Islam. Lembaga ini kemudian diadopsi oleh umat Islam untuk mempercepat proses penguasaan keterampilan menulis dan membaca.
2. Masjid
Masjid adalah lembaga pendidikan lain yang sudah dikenal dalam peradaban Islam sejak masa yang paling awal. Ketika sampai di Madinah dalam peristiwa hijrah (1/622), salah satu kegiatan pertama Rasulullah SAW. adalah membangun sebuah masjid yang kemudian dikenal sebagai masjid Nabawi. Penggunaan masjid sebagai lembaga pendidikan Islam terus berlangsung pada masa-masa sesudahnya.
3. Rumah Ulama
Pada zaman klasik adalah merupakan praktik yang biasa di mana seorang ulama membuka majlis al-‘ilm di rumahnya. Di antara rumah yang tercatat digunakan sebagai tempat belajar adalah rumah Ibn Sina dan rumah Sulayman al-Mantiqi di Bagdad.
4. Istana Penguasa
Perhatian besar para penguasa muslim klasik terhadap pendidikan terlihat, antara lain, dalam kegiaan keilmuan di istana pemerintahan. Banyak dari penguasa muslim (khalifah, sultan, amir, wazir) adalah individu yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Minat yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan menjadi latar belakang bagi adanya majlis ilmiah yang berlangsung di istana-istana penguasa.
Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam klasik bisa dikatakan sebuah permulaan sistem pendidikan Islam yang masih sangat sederhana akan tetapi dari kesederhanaan itulah mampu mencetak para tokoh, ulama, ilmuan yang sangat luar biasa.
Pendidikan yang diterapkan Rasulullah pada masanya beliau merupakan cikal bakal proses pendidikan Islam yang mampu menginspirasi para sahabat, tabin, tabi’in tabi’in sampai pada saat ini.
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai Kurikulum dan Lembaga Pendidikan Islam Masa Klasik. Semoga pembahasan tersebut dapat memberikan pelajaran dan pengetahuan tentang sejarah, serta menambah wawasan dalam informasi sejarah.
Posting Komentar untuk "Kurikulum dan Lembaga Pendidikan Islam Masa Klasik"
Posting Komentar
Jika ada yang ingin disampaikan, silahkan tinggalkan pesan dikolom komentar :)