Pengertian Generalisasi, Periodisasi, dan Kronologi

pengertian generalisasi

Generalisasi, Periodisasi, dan Kronologi sangat penting untuk diketahui, dikarenakan ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan yang terhubung dengan sejarah, serta merupakan bagian dari informasi sejarah.

Generalisasi

Penyusunan cerita sejarah secara metodologis, selain berdasarkan konsep atau pendekatan dan metode tertentu, pada hakikatnya juga diorganisasikan menurut batasan atau kategori - kategori tertentu, yakni berdasarkan dimensi ruang (spasial), dimensi waktu (temporal), dan tema - tema tertentu (ternatis).

Untuk kategori waktu, penting sekali diperhatikan terutama sebagai upaya seorang sejarawan ataupun penulis sejarah yang lainnya menentukan batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Adapun konsep waktu dalam sejarah meliputi proses kelangsungan (time), dan kesatuan dari kelangsungan waktu (duration) berdimensi tiga, yaitu waktu yang lalu, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang (the past, the present, and the future).

Oleh karena sejarah adalah ilmu, generalisasi sangat diperlukan dalam sejarah. Generalisasi adalah suatu pekerjaan atau proses pembuatan kesimpulan dari aspek yang khusus ke aspek yang umum. Menurut Kuntowijoyo, ada dua tujuan generalisasi, yaitu untuk saintifikasi dan untuk simplifikasi.

Tujuan saintifikasi mengandung arti bahwa sejarah juga melakukan penyimpulan umum. Generalisasi sejarah sering dipakai untuk menguji teori yang lebih luas karena teori di tingkat yang lebih luas kerap kali berbeda dengan generalisasi sejarah di tingkat yang lebih sempit. Misalnya, dalam konsep Marxisme, semua revolusi adalah perjuangan kelas.

Hal ini merupakan teori di tingkat yang lebih luas yang mula - mula dipakai untuk menganalisis revolusi Prancis dan berbagai revolusi yang terjadi pada masa modern. Berdasarkan penelitian sejarah, ternyata generalisasi ini tidak benar karena ada petani di suatu daerah yang melakukan perjuangan kelas bersama kaum borjuis (kaum menengah ke atas). Demikian juga dengan revolusi Indonesia. Revolusi Indonesia bukan perjuangan kelas, tetapi digerakkan oleh cita - cita nasionalisme.

Generalisasi juga bertujuan untuk simplifikasi atau penyederhanaan yang diperlukan oleh sejarawan dalam melakukan analisis. Menurut Kuntowijoyo, contoh simplifikasi dapat dilihat dari tulisan karya Anton Lucas, sejarawan Australia, terhadap peristiwa gerakan rakyat yang menurunkan para pejabat dalam peristiwa tiga daerah di Pekalongan, Tegal, dan Brebes pada pasca revolusi dengan sebutan Bambu Rancing Menembus Payung.

Periodisasi

Ada banyak generalisasi sejarah. Salah satu dia antaranya adalah generalisasi periodik atau periodisasi. Periodisasi merupakan pengklasifikasian peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan tertentu.

Dalam membuat periodisasi para sejarawan pasti membuat kesimpulan umum mengenai sebuah periode. Contoh periodisasi dalam sejarah terllihat dalam pembagian sejarah perkembangan budaya manusia oleh para ahli atas dua periode besar berikut :

  • a. Zaman Prasejarah, yakni di mana manusia belum mengenal tulisan. Babakan ini dimulai sejak adanya manusia hingga ditemukannya peninggalan - peninggalan tertulis.
  • b. Zaman Sejarah, yakni zaman di mana manusia sudahmengenal tulisan. Babakan ini dimulai sejak manusia mengenal tulisan hingga sekarang.

Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses pembagian waktu dalam sejarah berdasarkan zaman atau periode. Penulisan sejarah disusun berdasarkan dimensi ruang (spasial), waktu (temporal), dan tema tertentu (tematis). Misalnya, penulisan sejarah ekonomi Indonesia antara tahun 1945-1990.

Sebelum menentukan aspek penting dari sejarah, yaitu kejadian masa lalu. sejarawan harus menentukan terlebih dulu batasan waktu penelitian sejarah yang akan dilakukan. Konsep waktu dalam sejarah terdiiri atas waktu (time) atau proses kelangsungan dan keberlanjutan (duration). Keberlanjutan adalah kesatuan dari kelangsungan waktu lampau, kini, serta masa depan.

Karena dimensi waktu dalam ilmu sejarah sangat penting, maka penulisan sejarah harus mencakup penetapan dari struktur waktu. Untuk menentukan struktur waktu tersebut, perlu disusun periodisasi (pembabakan) waktu berdasarkan kriteria - kriteria tertentu. Misalnya, ciri khas setiap periode waktu tertentu.

Melalui pembabakan waktu, kisah peristiwa sejarah yang ditulisa sejarawan dan para peminat sejarah ditempatkan dalam babakan waktu. Dengan demikian, kisah sejarah mudah dipahami para pembaca yang ingin mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis. Mengetahui pembabakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan saja bagi penulis sejarah akan tetapi juga bagi para pembaya karya sejarah tersebut.

Cerita sejarah yang ditulis para sejarawan dengan menempatkan urutan peristiwa sejarah dalam babakan waktu, akan sangan memudahkan serta menarik perhatian para pembaca atau siswa untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis. Adapun tujuan periodisasi adalah sebagai berikut :

a. Memudahkan Pengertian

Gambaran peristiwa - peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompokkan, disederhanakan menjadi suatu tatanan yang bernilai sehingga memudahkan pengertian.

b. Melakukan Penyederhanaan

Tujuan periodisasi adalah melakukan penyederhanaan. Begitu banyak peristiwa sejarah yang beraneka ragam yang disusun menjadi sederhana sehingga mendapatkan ikhtisar yang mudah untuk dimengerti dan dipahami.

c. Mengetahui Peristiwa Sejarah secara Kronologis

Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan mempermudah pemecahan suatu masalah. Ahli kronologi menerangkan berbagai tarikh atau sistem pemenggalan yang telah dipakai di berbagai tempat dan waktu, sehingga memungkinkan pembaca untuk menterjemahkan pemenggalan dari satu tarikh yang lain.

d. Memenuhi Persyaratan Sistematika Ilmu Pengetahuan

Semua peristiwa masa lampau setelah dikelompokkan antara motivasi dan pengaruh peristiwa itu kemudian disusun secara sistematis, agar lebih terlihat rapi dan tersesun menarik.

e. Memudahkan Klasifikasi dalam Ilmu Sejarah

Klasifikasi dalam ilmu sosial meletakkann dasar pembaguan jenis, golongan, suku, bangsa, dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah harus meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya bisa dipastikan mulai dari isi, bentuk, dan waktunya yangakan dibagi menjadi bagian-bagian dari babakan waktu.

Periodisasi dalam sejarah ditentukan berdasarkan peristiwa sejenis yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Periodisasi tersebut dilakukan dalam sejarah bangsa-bangsa dan Negara.

Misalnya, penentuan Perang Kemerdekaan antara tahun 1945-1949 dalam sejarah Indonesia. Hal itu dikarenakan pada tahun tersebut terjadi perang untuk mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah Belanda terhadap Indonesia.

Bapak Periodisasi Sejarah

Periodisasi sejarah yang sampai sekarang masih besar pengaruhnya disusun oleh Cellarius (1638-1707), adalah seorang sejarawan asal Jerman. Cellarius membuat suatu periodisasi yang membagi sejarah atas tiga periode, yaitu zaman kuno, abad pertengahan, dan zaman baru. Cellarius dianggap sebagai Bapak Periodisasi Sejarah.

Pembabakan dalam sejarah tergantung pada penafsiran para sejarawan. J.J. Meinsma dalam bukunya Geschiendenis van de Nederlandsch Oost-Indische Bezettingen, menulis periodisasi sejarah Indonesia berdasarkan penguasaan wilayah Indonesia sejak abad ke-17 sampai abad ke-19 oleh pemerintah Belanda. Isi buku tersebut menonjolkan peranan dari Belanda di Indonesia.

Sebaliknya, peranan bangsa Indonesia hampir tak disinggung sama sekali. Karena J.J. Meinsma adalah sejarawan asal Belanda, maka subjektivitas bangsa Belanda sangat mempengaruhi penetapan periodisasi sejarahnya.

Di lain pihak, Tan Malaka di dalam bukunya Massa Actie menyusun periodisasi sejarah Indonesia berdasarkan migrasi bangsa Yunani ke Indonesia sampai zaman perebutan kekuasaan antara rakyat miskin dan kaum imperialis.

Hal itulah yang menyebabkan Tan Malaka menganut ideologi Marxis sehingga penyusunan periodisasi sejarahnya sangat dipengaruhi oleh teori pertentangan kelas yang digagas oleh Karl Marx.

bapak periodisasi
Tan Malaka

Meskipun terdapat beragam penafsiran sejarawan mengenai pembabakan sejarah Indonesia, pada umumnya dalam sejarah Indonesia berlaku pembagian periodisasi sebagai berikut :

  • Zaman praaksara
  • Zaman Hindu - Buddha
  • Zaman kerajaan - kerajaan Islam
  • Zaman penjajahan Belanda
  • Zaman kemerdekaan

Akan tetapi, pada pembagian kelima zaman tersebut, sejarawan dapat memasukkan periodisasi pada setiap zamannya. Misalkan, zaman penjajahan Belanda dapat dibagi ke dalam beberapa zaman.

Penentuan periodisasi tersebut didasrkan atas ciri khas yang sifatnya umum sehingga dapat digolongkan ke dalam satu periode yang berbeda dengan periode yang lainnya. Periodisasi sejarah Indonesia sejak abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-20 dapat dibagi menjadi beberapa periode, antara lain :

  • Zaman pelayaran samudra (1542-1602)
  • Zaman VOC (1602-1799)
  • Zaman penjajahan Inggris (1811-1816)
  • Zaman Sistem Tanam Paksa (1816-1870)
  • Zaman Liberal (1870-1901)
  • Zaman politik Etis (1901-1920)
  • Zaman pergerakan Nasional (1920-1942)
  • Zaman pendudukan Jepang (1942-1945)

Kronologi

Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai dengan urutan waktu sehingga peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompati urutan waktunya atau bahkan terbalik dengan urutan waktunya (anakronis).

Oleh karena itu, memperhatikan urutan-urutan kejadian atau kronologisnya. Pemahaman sejarah yang bersifat anakronis (tidak kronologis) akan menimbulkan kerancuan dan pemahaman yang keliru tentang sejarah.

Masa lampau berlangsung tanpa bayas sehingga perlu dibuat babakan waktu berdasarkan urutan kejadian atau kronologi dalam sejarah. Kronologi berarti peristiwa sejarah yang berlangsung sesuai dengan urutan waktu kejadiannya. Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah harus memperhatikan urutan - urutan kejadian yang terjadi atau kronologinya.

Menurut Alexander de Xenopol, peristiwa yang terjadi berulang-ulang dipelajari oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sedangkan peristiwa berurutan (succession) merupakan objek dalam ilmu sejarah. Oleh karena itu, sejarah menitik beratkan pada urutan dalam penelitian sejarah.

kronologi sejarah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam mempelajari sejarah, kita harus memperhatikan urutan kejadian atau kronologinya. Kronologi sebuah peristiwa sejarah dimulai dengan penyajian mengenai latar belakang terjadinya suatu peristiwa tersebut, serta diikuti dengan proses terjadinya peristiwa, dan diakhiri dengan deskripsi mengenai akibat peristiwa menurut tanggal, bulan, dan tahun.

Misalnya, peristiwa proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang diawali dengan terjadinya kekalahan Jepang terhadap Sekutu, disusul oleh terjadinya peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, dan peristiwa penyusunan naskah proklamasi.

Peristiwa sejarah telah disusun sedemikian rupa secara kronologis. Artinya, peristiwa sejarah telah disusun secara urut dari masa yang paling kuno hingga masa modern. Bentuk sederhana pembabakan sejarah Indonesia secara kronologis, antara lain sebagai berikut.

a. Masa Praaksara

Pada masa praaksara bangsa Indonesia belum mengenal tulisan dan belum mendapatkan pengaruh dari agama Hindu ataupun Buddha. Berdasarkan bukti - bukti peninggalan manusia purba, para ahli membagi masa prasejarah menjadi dua zaman, yakni zaman Batu dan zaman Logam.

Zaman Batu dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu zaman Batu Tua (Paleolithikum), zaman Batu Tengah (Mezolithikum), dan zaman Batu Baru (Neolithikum). Zaman Logam juga dibagi menjadi tiga bagian, zaman Tembaga, zaman Perunggu, dan zaman Besi. Masa ini berlangsung hingga tahun 1 Masehi.

b. Masa Sejarah

Adanya hubungan dagang antara bangsa Asia dan bangsa Eropa menyebabkan kepulauan Indonesia disinggahi oleh para pedangan asal India dan Cina. Selain adanya motivasi ekonomi, para pendatang dari luar tersebut juga mempunyai kepentingan politik, budaya, dan agama. Berbagai kepentingan para pendatang tersebut menimbulkan berbagai pengaruh serta perubahan besar di Indonesia.

Misalnya, muncul kerajaan yang bercorak Hindu - Buddha dan muncul pula budaya tulis dan seni bangunan. Adanya budaya menulis inilah yang menandai dimulainya zaman sejarah di Indonesia. Secara kronologis, masa Sejarah Indonesia dibagi menjadi zaman Kuno, zaman Madya, dan zaman Baru. Zaman baru dibagi lagi menjadi zaman Baru dan zaman Kontemporer.

Zaman kuno di Indonesia dimulai dari munculnya pengaruh ekonomi, politik, sosial, budaya, dan agama Hindu - Buddha. Pengaruh Hindu pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-4, yaitu ditandai dengan berdirinya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Zaman Indonesia Kuno berakhir pada abad ke-16 ketika kerajaan Majapahit di Jawa Timur runtuh.

Zaman Indonesia Madya dimulai dengan masuknya pengaruh dan unsur agama Islam di Indonesia. Akibat pengaruh Islam di Indonesia, muncul lah kerajaan-kerajaan Islam. Munculnya kerajaan Islam ini yang merupakan ciri Zaman Madya yang berlangsung hingga abad ke-16.

Zaman Baru di Indonesia dimulai ketika bangsa Barat berdatangan ke Indonesia. Zaman Baru Indonesia dibagi menjadi beberapa periode, antara lain :

  1. Zaman VOC (1602 - 1799)
  2. Zaman pemerintah Hindia Belanda (1800 - 1942)
  3. Zaman Jepang (1942 - 1945)

Zaman Indonesia Kontemporer dimulai ketika bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan dari rombongan penjajah yang inginkembali ke Indonesia. Secara kronologis, zaman Indonesia Kontemporer dibagi menjadi beberapa periode, antara lain :

  1. Zaman Perang Kemerdekaan (1945 - 1949)
  2. Zaman Demokrasi Liberal (1949 - 1959)
  3. Zaman Orde Lama (1959 - 1965)
  4. Zaman Orde Baru (1965 - 1998)
  5. Zaman Reformasi (1998 - Sekarang).

Perbedaan Kronologi dan Kronik

Kronologi sebagai dasar sejarah mempelajari tentang tarikh (sistem kalender) yangdigunakan di berbagai tempat dan berbagai zaman serta menerjemahkan suatu sistem kalender terhadap sistem kalender lainnya. Hal ini tidaklah mudah karena demikian banyaknya sistem kalender yang pernah berlaku di dunia dengan menggunakan dasar dan cara penghitungan yang berbeda.

Misalnya, pada zaman Hindu di wilayah Nusantara menggunakan kalender Saka. Penyesuaian kalender Saka dengan kalender Masehi dapat dilakukan dengan mudah karena keduanya menggunakan dasar peredaran matahari (solar system) dengan menambahkan 78 pada angka tahun Saka.

Selain kronologi dalam sejarah dikenal juga istilah kronik. Kronik merupakan kisah atau catatan sejarah yang diceritakan berdasarkan urutan waktu. Di Eropa pada zaman Kristen Awal dan zaman Pertengahan banyak ditulis karya-karya sejarah yang disebut annales dan chronicles.

Kedua karya tersebut disusun berdasarkan urutan waktu. Bedanya jika annales merupakan catatan peristiwa penting dan biasanya memiliki kalimat yang pendek, maka chronicles melukiskan peristiwa yang lebih luas. Catatan dan kisah sejarah pada zaman kaisar di Cina juga disebut sebagai kronik.

Seperti, salah satu kronik Cina melukiskan tentang kedatangan utusan Sriwijaya ke Cina pada tahun 992 Masehi yang tidak berani pulang kembali karena negerinya sedang mendapatkan serangan Dharmawangsa dari Jawa Timur.

Kronik Cina menceritakan tentang perjalanan Fa Hien sehingga sampai di Tarumanegara dan kisah perjalanan I Tsing dari Cina ke India lewat jalur laut dan singgah di Sriwijaya. Kronik - kronik Cina tersebut disusun berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

Penutup

Demikianlah pengertian tentang Generalisasi, Periodisasi, dan Kronologi. Semoga pembahasan tersebut dapat memberikan pelajaran dan pengetahuan tentang sejarah serta menambah wawasan dalam informasi sejarah.

Posting Komentar untuk "Pengertian Generalisasi, Periodisasi, dan Kronologi"