Lahirnya BPUPKI Hingga Munculnya Sejarah Hari Pancasila

Setiap tahun di tanggal 1 Juni tentu Anda mengetahui akan ada perayaan nasional yang biasanya diperingati dengan upacara. Hal ini didasari dengan peristiwa di masa kemerdekaan dikenal sebagai Sejarah Hari Pancasila. Lantas apa saja momen bersejarah di baliknya?

Awal Mula Jepang Terdesak di Perang Pasifik

Perang Pasifik merupakan bagian dari Perang Dunia ke-II yang terjadi di Samudera Pasifik dan Asia dari tanggal 7 Juli 1937 hingga 15 Agustus 1945. Gejolak ini melibatkan pihak sentral (Jerman Nazi, Italia, Thailand dan Jepang) dan sekutu (Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya hingga Republik Tiongkok)

Semakin terdesaknya Jepang menjadi penanda bahwa Perang Dunia ke-II segera berakhir. Tanggal 15 Agustus, negara ini menyerah kepada pihak Sekutu melalui sebuah perjanjian. Selanjutnya diadakan sidang parlemen untuk membahas tindakan selanjutnya setelah kekalahan termasuk wilayah jajahannya.

Kuniaki Koiso sebagai Perdana Menteri Jepang saat itu menyatakan bahwa Jepang berjanji memberikan kemerdekaan di Indonesia dimana mereka harus membantu untuk melawan Sekutu dan menang dalam Perang Asia Pasifik. Hal ini menjadi cikal bakal lahirnya organisasi yaitu BPUPKI.

Sejarah Lahirnya BPUPKI Sebelum Datangnya Hari Pancasila

BPUPKI secara resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan diketuai oleh Radjiman Wediodiningrat dimana wakil ketuanya yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yoshio. Sidang perdana digelar di tanggal 29 Mei hingga 01 Juni 1945 di Gedung Chuo Sangi In untuk membahas dasar negara.

Anggota BPUPKI berjumlah 70 orang dimana 62 dari Indonesia dan 8 diantaranya wakil Jepang. Sidang perdana tersebut membuat ketiga tokoh yakni Moh. Yamin, Dr. Soepomo menyampaikan gagasannya. Selanjutnya di hari terakhir disusul oleh Ir Soekarno mengemukakan pendapatnya yakni Pancasila.

Sayangnya sidang yang sudah selesai masih belum juga menghasilkan keputusan. Hal ini menjadi alasan dibentuknya Panitia Sembilan untuk mendiskusikan sila dasar dari pendapat Ir. Soekarno. Tanggal 22 Juni 1945 baru dihasilkan rumusan dan dikenal dengan istilah Piagam Jakarta.

Pendapat Pancasila oleh Soekarno di Tanggal 1 Juni 1945

Lahirnya Pancasila di tanggal 1 Juni 1945 ini ditengarai pendapat Ir. Soekarno ketika sidang BPUPKI. Pidato ini awalnya disampaikan oleh beliau secara aklamasi tanpa judul. Nama Pancasila sendiri baru disebut oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat di dalam kata pengantar buku pidato selama rapat ini.

Semenjak peristiwa itulah, tanggal 1 Juni menjadi hari resmi untuk memperingati Lahirnya Pancasila. Adapun beberapa pendapat yang dikemukakan oleh Ir Soekarno adalah Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme, Mufakat dan Demokrasi, Kesejahteraan Sosial dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Selepas itu, beliau baru memperkenalkan lima dasar tersebut dan akhirnya diberi nama Pancasila. Perjuangan kemerdekaan selanjutnya diteruskan dengan terbentuknya PPKI untuk melantik Presiden dan Wakil Presiden serta membentuk beberapa perangkat pemerintah.

Proklamasi Kemerdekaan Setelah Hari Pancasila

Terbentuknya dasar negara di tanggal 1 Juni 1945 akhirnya disusul oleh Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan di tanggal 17 Agustus 1945. Hari ini tepat setelah Jepang resmi menyerah kepada pihak Sekutu.

Kaum muda ingin memperoleh kemerdekaan dari usaha sendiri tanpa merasa ada bantuan hadiah dari pihak Jepang. Awalnya Marsekal Terauchi sebenarnya ingin proklamasi ini dilakukan di tanggal 24 Agustus 1945.

Sidang perdana PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan untuk menunjuk Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden, mengesahkan UUD 1945 dan juga merancang departemen dan perangkat lainnya dalam pemerintahan.

Sejarah Hari Pancasila didasari atas usulan oleh Ir. Soekarno mengenai kelima pendapatnya yang diberi nama dengan Pancasila. Hal ini menjadi alasan mengapa setiap tanggal 1 Juni selalu diperingati di Indonesia.

Penutup

Demikian tadi beberapa penjelasan tentang sejarah Hari Pancasila. Semoga pembahasan tersebut dapat memberikan pelajaran dan pengetahuan tentang sejarah serta menambah wawasan dalam pendidikan khususnya sejarah pancasila.