Sejarah Kota Palangkaraya yang Mengiringi Kemerdekaan NKRI

kota palangkaraya

Pembangunan daerah di Indonesia tidak bisa lepas dari legenda awal mula berdirinya. Semua termasuk kekayaan budaya yang mengagumkan, termasuk juga sejarah kota Palangkaraya. Bagaimana kisah wilayah yang dulu sempat digagas oleh presiden Soekarno menjadi ibu kota ini?

Sejarah Kota Palangkaraya

Eksistensi Ibu kota Kalimantan Tengah ini sudah tertulis dalam sejarah perjuangan NKRI bahkan sejak awal kemerdekaan. Palangkaraya terbentuk pada 1957 melalui UU darurat No. 10/1957 mengenai pembentukan daerah Swatantra Tingkat 1 Kalteng.

Kota Palangkaraya adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di pulau Kalimantan, Indonesia. Sejarahnya dimulai pada tahun 1957 ketika Presiden Indonesia saat itu, Soekarno, mengumumkan rencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke wilayah tengah Indonesia.

Tujuan dari pemindahan ini adalah untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antara pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua serta untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia. Simak sejarah lengkapnya berikut:

1. Pendiri Kota Palangkaraya

Menurut buku berjudul Sejarah Kota Palangkaraya (2003) menyebutkan bahwa, awal pembentukannya karena pada tahun 1800-an tanah di Leuwi Rawi tidak cocok untuk bercocok tanam. Oleh karena itu pasangan suami istri Bayuh dan Lembang mencoba mencari tempat lain.

Akhirnya mereka menemukan lokasi (sekarang Kecamatan Pahandut) dengan tanah yang cukup subur serta kaya akan ikan. Kabar ini menyebar di Lewi Rawi sehingga banyak warga ikut pindah kesana. Daerah itu menjadi ramai dalam waktu singkat dan penduduk menamainya sebagai desa Dukuh Bayuh.

2. Asal Mula Nama Pahandut (Sebelum Palangkaraya)

Suatu hari di Desa Dukuh Bayuh ada seorang pria yang memiliki anak cukup sakti bernama Handut. Ia mempunyai kekuatan supranatural yang mampu mengobati orang sakit. Bahkan, warga desa lain juga berdatangan untuk meminta pertolongannya.

Sesuai adat Dayak Ngaju yang memanggil orang tua berdasarkan nama anaknya, maka tokoh dari Dukuh Bayuh tersebut akrab dengan sapaan sebagai Pak Handut. Sepeninggalnya, warga mengganti nama desa itu menjadi Pahandut sebagai bentuk penghormatan.

3. Peresmian Kota Palangkaraya

Pada 12 Juni 1965 Palangkaraya menjadi kota Praja yang otonom. Beberapa pejabat penting Negara Indonesia seperti Ketua Komisi B DPRGR, LS Handoko Widjojo dan lain-lain menghadiri upacara peresmiannya. Sementara itu, untuk peringatan hari jadi kota Palangkaraya sendiri berlangsung pada tanggal 14 agustus 1950.

Peresmian Kota Palangkaraya sebagai ibu kota baru juga menjadi tonggak sejarah bagi wilayah Kalimantan Tengah, karena sejak saat itu kota tersebut mengalami perkembangan sebagai pusat pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut.

Peresmian tersebut juga menandai langkah penting dalam upaya pemerataan pembangunan di Indonesia, dengan menggerakkan pusat kegiatan ekonomi dan pembangunan, serta pemerintahan ke luar Jawa.

4. Menjadi ibu kota Kalimantan Tengah

Pada 10 desember 1956 ketua koordinasi keamanan RTA Milano mengumumkan terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah. Menyusul informasi tersebut maka tanggal 23 januari 1957 keluar hasil rapat panitia penentuan ibu kota Kalteng yaitu posisi antara desa Pahandut dan Bukit Jekan serta sekitar Tangkiling.

Setelah itu, presiden RI Ir. Soekarno menancapkan tiang pertama pembangunan Palangkaraya pada 17 juli 1957 serta menandainya dengan peresmian tugu ibu kota provinsi Kalimantan Tengah di Pahandut yang mengandung makna sebagai berikut;

  • Angka 17 merupakan lambang hikmah proklamasi kemerdekaan NKRI
  • Tugu Api berarti semangat kemerdekaan terus menyala dan membangun
  • Pilar sebanyak 17 berarti senjata untuk berperang
  • Segilima pada bentuk tugu melambangkan Pancasila
  • Kemudian sesuai UU no. 21 Th. 1958 ibu kota provinsi Kalimantan Tengah yang dulu bernama Pahandut berganti menjadi Palangkaraya.

5. Asal Usul Nama

Nama ibu kota Kalimantan Tengah ini merupakan kombinasi dari dua kata berbeda. Keduanya yaitu Palangka dari Ngaju yang artinya situs suci dan Raya merupakan Bahasa Sansekerta berarti suci. Oleh oleh karena itu, berdasarkan asal usul bahasanya, nama kota Palangkaraya memiliki arti situs suci yang luas.

Namun tak hanya itu, asal usul nama "Palangkaraya" berasal dari kata dalam bahasa Dayak, suku asli yang mendiami wilayah Kalimantan Tengah. Kata "palangka" dalam bahasa Dayak berarti "menguatkan" atau "dukungan", sementara kata "raya" memiliki arti "besar" atau "luas". Jadi, Palangkaraya dapat diartikan sebagai "dukungan besar" atau "dukungan yang luas".

6. Kehidupan Penduduk

Penduduk kota Palangkaraya mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani. Selain itu juga ada yang menggantungkan hidup di bidang perdagangan dan industri. Selain Bahasa Indonesia warga juga berkomunikasi menggunakan bahasa Dayak dan Banjar.

Saat ini bukan hanya penduduk asli Kalimantan atau suku Dayak saja yang menempati Palangkaraya, namun juga ada suku lain seperti Banjar, Jawa, Madura, Sunda, Bali dan Batak. Sementara itu mayoritas warganya adalah penganut agama Islam.

Demikian ulasan mengenai sejarah kota Palangkaraya, kota kecil dengan sejarah yang cukup besar di mata penduduk Indonesia. Semoga pembahasan tersebut dapat memberikan pelajaran dan pengetahuan tentang sejarah serta menambah wawasan dalam informasi sejarah.

Posting Komentar untuk "Sejarah Kota Palangkaraya yang Mengiringi Kemerdekaan NKRI"